January 29, 2017

2017

Sudah masuk tahun 2017.

Tidak seperti tahun - tahun sebelumnya, ditahun ini ada perasaan ngotot dalam diri untuk mencapai atau mendapatkan beberapa target.  Memang tidak banyak hal yang saya targetkan di tahun 2017 ini, namun buat saya hal ini amat sangat besar perngaruhnya dan akan sangat menentukan disiplin hidup saya dan keluarga. Apalagi, Embun Jiwa sudah amat sangat pintar, kritis dan kemampuan logikanya sering membuat saya dan suami terkejut. 

Mungkin buat sebagian orang target ini sepele, tapi buat saya amat sangat penting. Saya memutuskan untuk menuliskan target ini supaya nantinya apabila target itu meleset  atau bahkan tidak tercapai, saya bisa merasa malu karena pernah menggadang - gadangkan di ranah umum. Target utama saya di tahun 2017 ini adalah :

1. Bebas dari hutang Kartu Kredit
    Kesannya gampang yah, namun semua orang pasti tahu kalau kartu kredit itu adalah pedang bermata dua, yang suatu saat bisa menjadi penyelamat kita namun suatu saat nanti bisa jadi juga menusuk kita. Jujur, tahun 2016 saya bisa dibilang kelepasan dalam hal penggunaan kartu kredit, bahkan pernah beberapa kali over limit. Hal ini mengacaukan monthly cost saya secara total. Tahun 2017 ini saya bertekad akan membebaskan diri dari pembelian tidak penting yang menggunakan kartu kredit. Seperti banyak dikatakan penasehat keuangan, limit kartu kredit itu bukanlah jumlah dana yang kita punya melainkan jumlah utang yang kita punya. Mulai januari 2017 ini, saya mencoba menabung dimulai dari Rp. 50,000,- yang dimasukkan ke dalam amplop untuk sewaktu - waktu bisa saya pakai apabila ingin jajan sesuatu. Dan saya mengusahakan membeli apapun dengan dana tunai, kalau memang dananya tidak ada ya tidak usah beli.  Kita lihat dulu prosesnya sampai pertengahan tahun ini, semoga saya bisa konsisten dengan komitmen saya. 

2. Punya Kamera (lagi)
   Tahun 2013, suami saya membelikan saya kamera mirror less Canon EOS M, itu adalah kamera pertama saya dan terpaksa harus dijual tahun 2015 karena memang saat itu kami butuh uang dan kehadiran Embun yang membuat kami sempat gamang dan bingung mengatur keuangan setelah punya anak. Dimulai ketika saya cerita ke suami saya kalau belakangan ini saya sering pikun, dia memotivasi saya untuk kembali melakukan hal - hal yang saya sukai, seperti menulis blog, ataupun hal lain yang dulu saya senangi. Fotografi salah satunya, walaupun saya bukan seorang pro, namun ada kebahagiaan yang berbeda ketika saya memotret dan kemudian saya puas dengan hasilnya. Saya tidak terlalu memusingkan  penghargaan orang lain, saya hanya butuh kebahagiaa saya kembali.

3. Lebih Menyayangi dan merawat diri sendiri
    Semua ibu baru yang saya temui dan ajak bicara ternyata sama saja, kita tidak lagi mempedulikan diri sendiri, lebih fokus ke anak dan keluarga terlebih saya juga bekerja. Namun tahun lalu ada beberapa kejadian yang membuat saya berfikir bahwa saya harus sehatm saya harus kuat untuk bisa merawat keluarga saya.

4. Kembali dekat dengan Tuhan
    Poin ini tidak usah dijelaskan yah hehehe...masalahnya private and confidential. 

Semoga saya bisa konsisten menjalankan semua komitmen, supaya target tersebut bisa tercapai semua...AMEN!

September 30, 2015

HELLO......



Sepertinya cuma satu kata ini yang cocok buat jadi judul dan pembuka postingan ini. Terakhir menulis di blog ini tahu lalu, waktu itu menulis tentang kehamilan gw. Tadinya berencana untuk terus update di blog ini untuk urusan kehamilan sampai kelahiran dan warna - warni mengurus anak, tapi apa daya ternyata mengurus anak amat sangat tidak mudah dan kompleks sekali.

Belakangan ini Saya menyadari bahwa saya seperti kehilangan kepribadian dan kehilangan jati diri. Kedengarannya berlebihan ya tetapi setelah melahirkan saya sempat depresi berat karena harus melahirkan lebih cepat 4 minggu dan Embun harus langsung masuk NICU, tidak bisa IMD karena saya langsung pingsan setelah operasi sectio, dan ada beberapa kejadian  yang membuat saya amat sangat terpuruk sampai saya merasa cuma seorang diri di duia ini. Ternyata menjadi seseorang ibu bekerja, dan pekerjaan saya kebetulan cukup melelahkan secara fisik dan psikis , lumayan sering keluar kantor dan jarak yang ditempuh ke tempat klien itu amat jauh yang memberikan ASI Ekslusif, menjadi full time mommy dan wife kalau sudah pulang kerumah, karena pengasuh anak saya pulang - pergi dan kalau weekend dia libur. Rutinitas saya ini amat sangat melelahkan dan membuat saya  sering lupa untuk memperhatikan dan meawat diri sendiri, saya rasa pun semua Ibu seperti ini ya, yang didahulukan adalah kepentingan anak dan suami yah....

Tetapi akumulasi ketidakpedulian saya terhadap diri sendiri membawa efek samping yang tidak baik, saya mulai gampang drop fisiknya karena kelelahan, mulai gampang stress, sering terkena blank zone (tidak bisa berpikir). Saya mulai mencari tahu penyebab dan solusinya, dan setelah banyak membaca referensi ternyata hal ini lumrah terjadi pada ibu baru, jadi saya sebenarnya tidak perlu terlalu khawatir, tetapi juga harus segera "diobati" sebelum saya masuk lagi dalam zona depresi. Ibu dan istri ternyata harus punya hobi, punya kesibukan yang bisa menenangkan dan menyenangkannya sebagai proses menyeimbangkan lagi kehidupannya. 

Untuk itu saya memilih beberapa solusi yang akan mulai saya terapkan pelan - pelan, dan akan saya coba untuk berbagi dengan menuliskannya di blog ini. Sayapun akan mulai memilih menulis dengan bahasa lebih resmi, dengan tujuan semoga blog ini kedepannya bisa berguna bagi banyak orang dan semoga juga bisa menghasilkan ^_^

Jadi tulisan ini adalah awal dimulainya solusi menyeimbangkan lagi kehidupan saya menjadi lebih baik, lebih sehat secara psikis. 

So..Hello to my new chapter of life. 


December 4, 2014

EMBUN JIWA

Embun Jiwaku
Embun Kebahagiaanku
Embun Perjuanganku
Embun Pelipur Laraku
Embun Semangatku
Embun Harapanku


Tersenyumlah nak, Bahagialah dengan caramu
Bertumbuhlah nak, Kuatlah hadapi kehidupan
Berkaryalah nak, Jadilah apa yang membuat kau menjadi diri sendiri


Embun Jiwaku, AKU CINTA PADAMU
Bahkan sebelum kau bertumbuh dirahimku
Nama ini kupilihkan untukmu
Supaya kelak kau menjadi penyejuk jiwa - jiwa disekitarmu


Embun Jiwaku, Tuhan Yesus Menyertaimu


Tertanda

Ibumu